NOTE

This Template Created By Rhinokage Rio And Blanter Project 2015.

Puasa sebagai Upaya Mengendalikan Diri


Puasa dalam arti menahan diri untuk tidak makan dan minum dikenal oleh manusia abad ke-20 dalam berbagai bentuk dan motivasi. Ada yang melaksanakannya demi kesehatan atau kelangsingan badan; ada yang untuk tujuan protes terhadap suatu kebijakan; ada yang memanfaatkan sebagai sarana untuk membersihkan jiwa, membebaskan diri dari dosa dan mendekatan diri kepada Tuhan; dan ada juga yang melakukannya sebagai tanda berkabung atau menampakkan solidaritas terhadap yang ber­kabung.
Apa pun motivasi serta bentuk dari puasa, ia tidak dapat dipisahkan dari usaha pengendalian diri. Pengendalian akan mengantarkan manusia pada ke­bebasan dari belenggu "kebiasaan” yang mungkin dapat menghambat kemajuannya.
Pengendalian serta pengarahan sangat dibutuh­kan oleh manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Karena, secara umum, jiwa manusia ber­potensi untuk sangat cepat terpengaruh, khususnya, bila ia tidak memiliki kesadaran mengendalikannya serta tekad yang kuat untuk menghadapi bisikan- bisikan negatif. Kelompok masyarakat pun mem­butuhkan hal-hal di atas demi mengatasi problem- problem dan meraih kejayaan.
Tekad untuk menghadapi problem serta meraih kejayaan harus dibarengi dengan kesadaran dan ketenangan jiwa. Hal ini yang menjadi penafsiran, mengapa cara pengendalian diri dan pengarahan keinginan melalui puasa harus dilakukan dalam suatu bentuk, sehingga tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah dan pelakunya sendiri. Dari sini­lah kesadaran tersebut diperoleh, sedangkan niat melakukannya, demi karena Allah, menimbulkan ketenangan dan ketenteraman jiwa.
Setiap tekad apabila tidak disertai dengan ke­sadaran hanya akan membuahkan sikap keras kepala, sedangkan tidak terpenuhinya unsur ketenangan membawa pada kecemasan dan kege­lisahan pelakunya. Demikian peranan puasa dalam membina mutu dan kualitas manusia dan masyarakat untuk menghadapi kebutuhan masa kini dan masa depan, baik membentengi diri dan masyarakat dari kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi maupun untuk mencapai sukses dan keberhasilan.

Dengan demikian, puasa dibutuhkan oleh se­mua manusia, kaya atau miskin, pandai atau bodoh dalam kedudukannya sebagai pribadi atau anggota masyarakat - demi memelihara diri serta mengem­bangkan masyarakatnya. Tidak heran jika puasa, sebagaimana diinformasikan oleh Al-Quran, telah diwajibkan baik oleh Tuhan maupun atas kesadaran manusia sendiri, sejak dulu kala: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagai­mana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kamu agar kamu dapat bertakwa (QS 2: 183).

dari buku Lentera Hati : M. QURAISH SHIHAB

Newest
Previous
Next Post »

© 2015 Lentera Hati Kehidupan Powered by Blogger.
Hak Cipta Dilindungi